JK Berharap Umat Islam Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan
By Admin
Nusakini.com –PALU- Dalam menentukan awal bulan atau hilal seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, seperti tepatnya para ilmuan memperkirakan terjadinya gerhana matahari total, Wakil Presiden berharap tidak ada lagi perselisihan dalam penentuan tersebut.
Menurut Jusuf Kalla, bulan dapat diketahui posisinya bukan sekarang, apalagi besok. Ilmu pengetahuan sudah sedemikian majunya. Jadi tidak perlu lagi ada pertentangan umat, meskipun memang perlu ada kesepakatan. Demikian kata JK saat memberikan sambutan ada pelantikan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Tengah periode 2016-2021 di Kota Palu, Rabu.(9//3/2016)
Wapres yang juga Ketua Umum PP DMI itu mengharapkan umat Islam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. "Orang lain sudah mendarat di bulan, kita masih berselisih di mana bulan berada," ujarnya sambil disambut riuh oleh peserta.
Dia memperkirakan jumlah masjid di Indonesia mencapai 800 ribu unit. Sebab masyarakat Indonesia tidak perlu izin kepada pemerintah untuk membangun masjid. "Jumlah pastinya hanya Allah yang tahu," ucapnya.
Menurutnya, di dunia ini ada dua negara yang pemerintahnya mengatur masjid, yakni Indonesia dan Pakistan. Namun imam atau khotib di Indonesia, lanjut dia, sangat bebas.
Jusuf Kalla mengungkapkan, masalah pelantang suara (sound system) di masjid-masjid di Indonesia masih menjadi kendala. Oleh karena itu program pertama DMI adalah memperbaiki sound system.
"Karena 80 persen fungsi sound system di masjid untuk ceramah, khutbah, dan pengumuman. 10 persen untuk shalat dan 10 persen doa. Jadi kalau sound system tidak bagus, maka 80 persen jadi tidak bagus juga," jelasnya.
Program DMI selanjutnya adalah membangun aplikasi
yang bisa digunakan oleh pengurus masjid untuk mendapatkan mubalig.
"Nantinya pengurus masjid tidak perlu susah-susah mencari mubalig. Cukup
dengan aplikasi itu. Mubalig yang membahayakan tidak usah dipakai,"
pungkasnya. (mk)